Minggu, 18 April 2021

Laporan bacaan ke 2 oleh Siti Nurmaulina (11901369)

 Identitas Jurnal

Judul: Penting nya memahami karakteristik siswa

Penulis: Nevi Septiani

Penerbit: As-Sabiqun : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Volume : Volume 2, Nomor 1, Maret 2020; 7-17

Sumber : https://cdn-gbelajar.simpkb.id


Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa karenanya kemajuan bangsa dan kemajuan pendidikan merupakan suatu determinasi.Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran menjadi ujung tombak bagi terciptanya pendidikan yang berkualitas. Hanya dengan pembelajaran yang berkualitaslah suatu instansi dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.Dalam tataran operasional, tenaga pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab bagi terselenggaranya pembelajaran yang berkualitas. Untuk itu sangat penting bagi tenaga pendidik memiliki kompetensi dan standar kualifikasi pendidikan agar pembelajaran mencapai efektivitas dan efisiensinya. 
Perkembangan zaman telah membuat perkembangan dalam pendidikan terkait ilmu pengetahuan dan teknologi serta menciptakan persaingan global secara ketat
. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.Pendidikan di era global diharapkan mampu mengatasi permasalahan pendidikan terkait moral dan sosial masyarakat Indonesia,khususnya peserta didik. Pendidikan ini melahirkan konsep baru yaitu pendidikan abad 21 dimana pembelajaran ini memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa yang lalu. Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik . 
Banyak faktor penyebab kualitas pendidikan rendah, di antaranya kegiatan pembelajaran yang kurang tanggap terhadap kemajemukan individu dan lingkungan tempat siswa berada
. Pembelajaran demikian kurang bermanfaat bagi siswa.Agar pembelajaran bermakna, perlu dirancang dan dikembangkan berdasarkan pada kondisi siswa sebagai subjek belajar dan komunitas budaya tempat siswa tinggal.Siswa adalah manusia yang memiliki sejarah,makhluk dengan ciri keunikannya .Pemahaman akan subjek belajar harus dimiliki oleh guru atau tenaga kependidikan lainnya untuk dijadikan pijakan dalam mengembangkan teori ataupun praksis-praksis pendidikan dan pembelajaran. 
Karakteristik peserta didik sangat penting untuk diketahui oleh pendidik,karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan strategi pengajaran
. Strategi pengajaran terdiri atas metode dan teknik atau prosedur yang menjamin siswa mencapai tujuan. Strategi dan metode pembelajaran berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. 
Menurut Kemp dalam Wina Senjaya mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien
.Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.R.David l, Wina Senjaya menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya,bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. 
Menurut penelitian Kemp dalam Wina Senjaya 
, strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang harus diselesaikan oleh guru dan siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu, mengutip pemikiran J.R. David I, Wina Senjaya mengemukakan bahwa strategi pembelajaran mencakup perencanaan Artinya strategi pada dasarnya masih merupakan konsep tentang keputusan yang akan diambil dalam pelaksanaan pembelajaran.  Untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang optimal, terlebih dahulu guru perlu mengetahui karakteristik siswa sebagai pijakannya. Analisis karakteristik siswa dilakukan setelah perancang pembelajaran mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Juga ditunjukkan bahwa hasil analisis karakteristik siswa selanjutnya dijadikan pijakan kerja dalam memilih,menetapkan, dan mengembangkan strategi pengelolaan pembelajaran. Dengan konteks seperti ini, menjadi semakin jelas perlunya dilakukan penelitian karakteristik siswa yang berkaitan dengan kefektifan pembelajaran agar dapat dipakai sebagai dasar bagi para ilmuwan dan teknologi pembelajaran serta para guru dalam mendesain program-program pembelajaran. 
Dewanti membuktikan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan guru jika disesuaikan dengan kebutuhan siswa akan meningkatkan efektivitas belajar siswa
. Ia menyarankan, strategi pembelajaran di kelas seharusnya mempertimbangkan keadaan siswa dan manfaatnya bagi kehidupan mereka sehari-hari. 
Penelitian Siskandar menambah bukti bahwa faktor internal atau faktor yang datang dari dalam diri siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajarnya
.Untuk itu, ia menyarankan aga pembelajaran berpusat pada gaya belajar siswa atau pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuannya. Dengan demikian, bahan ajar modul sebaiknya dibuat sendiri oleh guru agar lebih menarik serta lebih konstektual dengan situasi dan kondisi sekolah maupun lingkungan sosial budaya peserta didik. Namun, saat ini masih jarang guru yang membuat bahan ajar sendiri,sebagian besar guru masih menggunakan bahan ajar yang beredar di pasaran . Jika dalam menyampaikan materi pelajaran guru kurang memperhatikan karakteristik siswa dan ciri-ciri kepribadian siswa tidak dijadikan pijakan dalam pembelajaran, siswa akan mengalamai kesulitan memahami materi pelajaran. Mereka merasa bosan, bahkan timbul kebencian terhadap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Kondisi demikian sebagai penyebab rendahnya kualitas dan kuantitas proses serta hasil belajar yang telah diprogramkan. Upaya apa pun yang dipilih dan dilakukan oleh guru dan perancang pembelajaran jika tidak bertumpu pada karakteristik perseorangan siswa sebagai subjek belajar, maka pembelajaran yang dikembangkan tidak akan bermakna bagi siswa. 
Karakteristik siswa yang dapat diidentifikasi sebagai faktor yang amat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kecerdasan
, kemampuan awal, gaya kognitif,gaya belajar, motivasi, dan faktor sosial-budaya. Informasi tentang tingkat perkembangan kecerdasan siswa amat diperlukan sebagai pijakan dalam memilih komponen-komponen dalam pembelajaran,seperti tujuan pembelajaran, materi, media,strategi pembelajaran, dan evaluasi .Menurut Suparno , siswa yang berada pada tahap pemikiran operasional konkret sudah memiliki kecakapan berpikir logis, tetapi hanya melalui benda-benda konkret sehingga semua komponen pembelajaran perlu disesuaikan dengan kemampuan tersebut. Sebaliknya, mereka yang sudah berada pada tahap operasi formal sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir . Mereka sudah dapat berpikir ilmiah, baik deduktif maupun induktif, serta mampu menarik kesimpulan,menafsirkan dan mengembangkan hipotesis. Oleh sebab itu, komponen-komponen pembelajaran sudah dapat dirancang sedemikian rupa untuk diarahkan pada kemampuan tersebut. Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. 
Penting bagi Guru Pintar untuk dapat mengenali dan memahami karakteristik peserta didik
. Salah satu manfaat ketika Guru mengenali dan memahami karakter siswa adalah proses belajar mengajar yang berlangsung dengan lebih baik. 

Temperamen Siswa

Pada dasarnya, bagaimana siswa memahami materi pelajaran dan mengerjakan tugas-tugasnya terkait erat dengan temperamen siswa itu sendiri
.Bahkan eksplorasi cara-cara baru dalam menuntaskan tugasnya juga sangat dipengaruhi oleh karakteristik siswa. Ada sebagian siswa yang tampak antusias dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Ada pula karakter siswa yang cenderung berhati-hati saat beradaptasi degan lingkungan baru, namun semakin santai seiring waktu. Dan, ada karakter siswa yang lambat beradaptasi serta rentan menampilkan ledakan emosi. 

Siswa selama Proses Belajar

Sebagai individu, karakter siswa tampak dari caranya berkomunikasi – baik verbal maupun non-verbal
. Bagaimana siswa berinteraksi dengan teman-temannya juga bisa memberi petunjuk tentang karakteristiknya. Lebih dari itu, pola interaksi yang sama boleh jadi terulang pada saat siswa harus bekerja dan mengerjakan tugasnya dalam kelompok. Raut muka juga mampu menunjukkan apakah siswa sudah memahami materi pelajaran atau belum.Karakteristik siswa juga dapat diamati dari perilakunya – apakah relatif tenang,mengganggu kelas, dan seterusnya. Pada akhirnya, proses belajar seorang siswa yang kurang lancar dapat menghambat proses belajar mengajar kelas – dengan mengganggu temannya, misalnya. 

Dua Arah

Komunikasi dua arah menjadi penanda penting karakteristik guru dan siswa abad 21
.Komunikasi dua arah berperan penting sebagai sarana Guru untuk mengetahui sudut pandang dan perasaan siswa. Bahkan,siswa dapat menyampaikan apa yang ingin diketahui dan dipelajarinya melalui komunikasi yang baik dengan Gurunya.Tugas atau project juga dapat didiskusikan bersama siswa. Melibatkan siswa dalam menentukan tugas yang akan dibuat,termasuk ketua kelompoknya, merupakan bentuk komunikasi dua arah yang berjalan baik. Cara mengelola kelas dengan karakteristik siswa yang berbeda adalah dengan memahami setiap karakteristik yang ada. Akan tetapi, komunikasi dua arah yang baik mampu menentukan pemahaman karakteristik siswa tersebut akan dibawa ke mana. 

Siswa pada Program Pengenalan Diri

Jika karakteristik siswa dapat dipahami melalui observasi
, bakat dan minat memerlukan cara pemahaman yang berbeda. Bakat siswa tampak dari kemampuannya, prestasinya, bahkan tes intelegensinya. Sedangkan minat siswa tampak pada hobinya, kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya, kegiatan yang disukainya, maupun tes minat yang diambilnya. Semakin baik siswa mengenal dirinya sendiri, semakin mudah bagi Guru untuk membantu mengarahkannya dalam memahami pelajaran. Di sisi lain, semakin baik pemahaman Guru tentang karakteristik siswa, semakin baik manajemen kelas. Jadi,pemahaman karakter siswa membawa dampak positif bagi diri siswa sendiri maupun Guru. 
Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan di Indonesia bersifat klasikal yang melibatkan siswa dan guru
. Pembelajaran yang bersifat klasikal tentu membutuhkan proses persiapan dan perencanaan pada desain pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal tersebut karena terdapat keberagaman karakteristik, antar siswa yang satu dengan yang lain memiliki karakteristik yang berbeda. Para pendidik dalam hal ini guru perlu memperhatikan karakteristik siswa sebagai peserta didiknya. Penguasaan guru terhadap karakteristik siswa dapat membantu dalam membuat perencanaan pembelajaran, diantaranya dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Seorang guru harus cerdas dalam pemilihan metode pembelajaran,agar dalam keberagaman karakteristik,siswa mampu mencapai kompetensi yang diharapkan. Oleh karena itu pengenalan terhadap karakteristik siswa harus dilakukan.Upaya guru dalam mengenal sekaligus menguasai karakteristik siswa membutuhkan dukungan dari banyak pihak,diantaranya pengelola sekolah, orang tua,dan siswa itu sendiri. Pihak pengelola sekolah dapat membantu dengan pengadaan kegiatan yang dapat mengidentifikasi karakteristik siswa.Kegiatan tersebut misalnya, tes intelegensi,tes minat bakat, dan bimbingan konseling.Selain pihak pengelola sekolah, diharapkan orang tua juga dapat memberikan masukan dan saran kepada guru menyangkut informasi tentang karakteristik anaknya.Guru juga dapat melakukan pendekatan secara personal untuk lebih mengenal karaktersitik siswanya. Seorang guru yang telah mengetahui karakteristik masing-masing siswanya akan lebih mudah dalam merencanakan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat membantu kefektifan proses belajar. Selain itu juga dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep materi dan berinteraksi secara aktif terhadap lingkungannya. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan dapat tercapai. 

 


Minggu, 11 April 2021

Laporan bacaan oleh Siti Nurmaulina (11901369)

Bismillah


Nama:  Siti Nurmaulina 

Nim: 11901369

Makul: MAGANG 1

Tugas Laporan Bacaan


Assalamu’alaikum


Identitas Buku:


Buku               :  Psikologi Pendidikan 

Penulis             : Dr. Muhibbin Syah, M.Ed

Penerbit           : PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Cetakan           : Ke-20, Maret 16

Sumber : Buku sendiri


 

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah saya masih bisa diberi nikmat sehat untuk mengerjakan laporan bacaan ini. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tugas mingguan dari mata kuliah Magang 1. Membaca dan menulis dalam laporan merupakan bagian penting untuk mahasiswa sebagai latihan dalam menuis skripsi nantinya.


Buku yang dilaporkan adalah buku yang berjudul Psikologi Pendidikan  yang di tulis oleh Dr. Muhibbin Syah, M.Ed

Dalam buku ini ada bab yang membahas tentang pengaruh karakteristik siswa terhadap kegiatan belajar mengajar. 

Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Dari pengertian belajar diatas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku individu yang disengaja untuk membentuk kepribadian yang seutuhnya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Minat tidak muncul dengan sendirinya banyak faktor-faktor yang mempengaruhi minat terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan dan yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Menurut Muhibbin Syah faktor yang mempengaruhi minat ada dua, yaitu : 

a. Faktor Instrinsik 

Faktor instrinsik yaitu hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri 

siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar 

meliputi perasaan menyenangi materi dan kebutuhan terhadap materi 

tersebut. 

b. Faktor Ekstrinsik 

Faktor ekstrinsik yaitu keadaan yang datang dari luar individu siswa 

yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, meliputi 

pujian, hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua dan cara mengajar guru.


* Pengaruh Karakteristik Siswa terhadap Kegiatan Belajar Mengajar. 

Dalam proses belajar mengajar karakteristik para siswa sangat perlu diperhitungkan lantaran dapat mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelajaran siswa yang bersangkutan adapun ciri khasnya sebagai berikut :

1. Kematangan mental dan kecakapan intelektual siswa yang meliputi, kecerdasan umum, bakat dan kecakapan ranah cipta yang di peroleh lewat  pengalaman belajar.

2.Kondisi jasmani dan kecakapan ranah karsa siswa yang meliputi koordinasu antar anggota tubuh, kekuatan, kecepatan dan sebagainya.

3. karakteristik ranah rasa siswa yang meliputi,  tingkat minat belajar,  jenis motivasi belajar, sikap terhadap guru dan mata pelajaran, dan sebagainya.

4. Kondisi rumah dan status ekonomi keluarga siswa yang meliputi tingkat keharmonisan orang tua dan kelas sosial ekonomi keluarga (kelas atas, kelas menengah atau kelas bawah). 

5. Usia siswa berhubungan erat dengan penyesuaian tingkat kematangan dan perkembangan psikofisik dengan tingkat kesulitan mata pelajaran yang dipelajari siswa. 

6. Perbedaan Jenis kelamin yang sering berkaitan dengan minat dan bakat siswa. siswa laki-laki lebih cenderung terhadap sains dan teknologi, sedangkan siswa perempuan lebih cenderung terhadap nilai-nilai sosial.