Identitas Jurnal
Judul: Penting nya memahami karakteristik siswa
Penulis: Nevi Septiani
Penerbit: As-Sabiqun : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume : Volume 2, Nomor 1, Maret 2020; 7-17
Sumber : https://cdn-gbelajar.simpkb.id
Pendidikan merupakan sarana strategis untuk
meningkatkan kualitas bangsa karenanya kemajuan bangsa dan kemajuan pendidikan
merupakan suatu determinasi.Dalam keseluruhan proses
pendidikan di sekolah, pembelajaran menjadi ujung tombak bagi terciptanya pendidikan
yang berkualitas. Hanya dengan
pembelajaran yang berkualitaslah suatu instansi dapat menghasilkan lulusan yang
berkualitas.Dalam tataran operasional, tenaga pendidik memiliki tugas dan
tanggung jawab bagi terselenggaranya pembelajaran yang berkualitas. Untuk itu sangat penting bagi tenaga
pendidik memiliki kompetensi dan standar kualifikasi pendidikan agar
pembelajaran mencapai efektivitas dan efisiensinya.
Perkembangan zaman telah membuat perkembangan dalam
pendidikan terkait ilmu pengetahuan dan teknologi serta menciptakan persaingan
global secara ketat. Agar
mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus
mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses
pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah
bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.Pendidikan di era global diharapkan mampu mengatasi permasalahan
pendidikan terkait moral dan sosial masyarakat Indonesia,khususnya peserta didik. Pendidikan ini
melahirkan konsep baru yaitu pendidikan abad 21 dimana pembelajaran ini
memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa yang lalu. Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah pola
pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik .
Banyak faktor penyebab kualitas pendidikan rendah, di antaranya kegiatan pembelajaran yang
kurang tanggap terhadap kemajemukan individu dan lingkungan tempat siswa berada. Pembelajaran demikian kurang bermanfaat
bagi siswa.Agar pembelajaran bermakna, perlu dirancang dan dikembangkan
berdasarkan pada kondisi siswa sebagai subjek belajar dan komunitas budaya
tempat siswa tinggal.Siswa adalah manusia yang
memiliki sejarah,makhluk dengan ciri keunikannya .Pemahaman akan subjek belajar harus dimiliki
oleh guru atau tenaga kependidikan lainnya untuk dijadikan pijakan dalam
mengembangkan teori ataupun praksis-praksis pendidikan dan pembelajaran.
Karakteristik peserta didik sangat penting untuk diketahui
oleh pendidik,karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan
strategi pengajaran. Strategi
pengajaran terdiri atas metode dan teknik atau prosedur yang menjamin siswa
mencapai tujuan. Strategi
dan metode pembelajaran berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
Menurut Kemp dalam Wina Senjaya mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.R.David l, Wina Senjaya menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya,bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat
konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran.
Menurut penelitian Kemp dalam Wina Senjaya , strategi pembelajaran
merupakan kegiatan pembelajaran yang harus diselesaikan oleh guru dan siswa
agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu, mengutip pemikiran J.R. David I, Wina Senjaya mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran mencakup perencanaan Artinya strategi pada
dasarnya masih merupakan konsep tentang keputusan yang akan diambil dalam
pelaksanaan pembelajaran. Untuk
mengembangkan strategi pembelajaran yang optimal, terlebih
dahulu guru perlu mengetahui karakteristik siswa sebagai pijakannya. Analisis
karakteristik siswa dilakukan setelah perancang pembelajaran mengidentifikasi
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Juga ditunjukkan
bahwa hasil analisis karakteristik siswa selanjutnya dijadikan pijakan kerja
dalam memilih,menetapkan, dan mengembangkan
strategi pengelolaan pembelajaran. Dengan konteks
seperti ini, menjadi semakin jelas perlunya dilakukan penelitian
karakteristik siswa yang berkaitan dengan kefektifan pembelajaran agar dapat
dipakai sebagai dasar bagi para ilmuwan dan teknologi pembelajaran serta para
guru dalam mendesain program-program pembelajaran.
Dewanti membuktikan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan guru jika
disesuaikan dengan kebutuhan siswa akan meningkatkan efektivitas belajar siswa. Ia menyarankan, strategi pembelajaran di kelas seharusnya
mempertimbangkan keadaan siswa dan manfaatnya bagi kehidupan mereka sehari-hari.
Penelitian Siskandar menambah bukti bahwa faktor internal
atau faktor yang datang dari dalam diri siswa sangat berpengaruh terhadap hasil
belajarnya.Untuk itu, ia menyarankan aga pembelajaran berpusat
pada gaya belajar siswa atau pada bagaimana cara siswa menggunakan
pengetahuannya. Dengan
demikian, bahan ajar modul sebaiknya dibuat sendiri
oleh guru agar lebih menarik serta lebih konstektual dengan situasi dan kondisi
sekolah maupun lingkungan sosial budaya peserta didik. Namun, saat
ini masih jarang guru yang membuat bahan ajar sendiri,sebagian
besar guru masih menggunakan bahan ajar yang beredar di pasaran . Jika
dalam menyampaikan materi pelajaran guru kurang memperhatikan karakteristik
siswa dan ciri-ciri kepribadian siswa tidak dijadikan pijakan dalam pembelajaran, siswa
akan mengalamai kesulitan memahami materi pelajaran. Mereka merasa bosan, bahkan timbul kebencian terhadap materi
pelajaran yang diajarkan oleh guru. Kondisi demikian sebagai penyebab rendahnya kualitas dan
kuantitas proses serta hasil belajar yang telah diprogramkan. Upaya
apa pun yang dipilih dan dilakukan oleh guru dan perancang pembelajaran jika
tidak bertumpu pada karakteristik perseorangan siswa sebagai subjek belajar, maka
pembelajaran yang dikembangkan tidak akan bermakna bagi siswa.
Karakteristik siswa yang dapat diidentifikasi sebagai faktor yang amat
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, kemampuan
awal, gaya kognitif,gaya belajar, motivasi, dan
faktor sosial-budaya. Informasi tentang
tingkat perkembangan kecerdasan siswa amat diperlukan sebagai pijakan dalam
memilih komponen-komponen dalam pembelajaran,seperti
tujuan pembelajaran, materi, media,strategi
pembelajaran, dan evaluasi .Menurut Suparno , siswa
yang berada pada tahap pemikiran operasional konkret sudah memiliki kecakapan
berpikir logis, tetapi hanya melalui benda-benda konkret sehingga semua
komponen pembelajaran perlu disesuaikan dengan kemampuan tersebut. Sebaliknya, mereka yang sudah berada pada tahap operasi formal sudah
mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir . Mereka sudah dapat berpikir ilmiah, baik deduktif maupun induktif, serta mampu menarik kesimpulan,menafsirkan dan mengembangkan hipotesis. Oleh sebab itu, komponen-komponen pembelajaran sudah dapat
dirancang sedemikian rupa untuk diarahkan pada kemampuan tersebut. Dengan
karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru
dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan
diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal
yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga
materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak.
Penting bagi Guru Pintar untuk dapat mengenali dan memahami
karakteristik peserta didik. Salah satu manfaat
ketika Guru mengenali dan memahami karakter siswa adalah proses belajar
mengajar yang berlangsung dengan lebih baik.
Temperamen Siswa
Pada dasarnya, bagaimana siswa memahami materi pelajaran
dan mengerjakan tugas-tugasnya terkait erat dengan temperamen siswa itu sendiri.Bahkan eksplorasi cara-cara baru dalam menuntaskan tugasnya
juga sangat dipengaruhi oleh karakteristik siswa. Ada sebagian siswa yang tampak antusias dan mudah
beradaptasi dengan lingkungan baru. Ada pula karakter siswa yang cenderung berhati-hati saat
beradaptasi degan lingkungan baru, namun semakin santai seiring waktu. Dan, ada karakter siswa yang lambat beradaptasi serta rentan
menampilkan ledakan emosi.
Siswa selama Proses Belajar
Sebagai individu, karakter siswa tampak dari caranya
berkomunikasi – baik verbal maupun non-verbal. Bagaimana siswa berinteraksi dengan teman-temannya juga
bisa memberi petunjuk tentang karakteristiknya. Lebih dari itu, pola interaksi yang sama boleh jadi
terulang pada saat siswa harus bekerja dan mengerjakan tugasnya dalam kelompok. Raut muka juga mampu menunjukkan apakah siswa sudah
memahami materi pelajaran atau belum.Karakteristik siswa juga dapat diamati dari perilakunya –
apakah relatif tenang,mengganggu kelas, dan seterusnya. Pada
akhirnya, proses belajar seorang siswa yang kurang lancar dapat
menghambat proses belajar mengajar kelas – dengan mengganggu temannya, misalnya.
Dua Arah
Komunikasi dua arah menjadi penanda penting karakteristik
guru dan siswa abad 21.Komunikasi
dua arah berperan penting sebagai sarana Guru untuk mengetahui sudut pandang
dan perasaan siswa. Bahkan,siswa
dapat menyampaikan apa yang ingin diketahui dan dipelajarinya melalui
komunikasi yang baik dengan Gurunya.Tugas
atau project juga dapat didiskusikan bersama siswa. Melibatkan
siswa dalam menentukan tugas yang akan dibuat,termasuk
ketua kelompoknya, merupakan bentuk komunikasi dua arah yang berjalan baik. Cara
mengelola kelas dengan karakteristik siswa yang berbeda adalah dengan memahami
setiap karakteristik yang ada. Akan
tetapi, komunikasi dua arah yang baik mampu
menentukan pemahaman karakteristik siswa tersebut akan dibawa ke mana.
Siswa pada Program Pengenalan Diri
Jika karakteristik siswa dapat dipahami melalui observasi, bakat
dan minat memerlukan cara pemahaman yang berbeda. Bakat siswa tampak dari kemampuannya, prestasinya, bahkan tes intelegensinya. Sedangkan
minat siswa tampak pada hobinya, kegiatan
ekstrakurikuler yang diikutinya, kegiatan yang
disukainya, maupun tes minat yang diambilnya. Semakin baik siswa mengenal dirinya sendiri, semakin mudah bagi Guru untuk membantu
mengarahkannya dalam memahami pelajaran. Di sisi lain, semakin baik pemahaman Guru tentang karakteristik siswa, semakin baik manajemen kelas. Jadi,pemahaman karakter siswa membawa dampak positif bagi diri siswa
sendiri maupun Guru.
Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan di Indonesia bersifat klasikal yang
melibatkan siswa dan guru. Pembelajaran yang
bersifat klasikal tentu membutuhkan proses persiapan dan perencanaan pada
desain pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal
tersebut karena terdapat keberagaman karakteristik, antar
siswa yang satu dengan yang lain memiliki karakteristik yang berbeda. Para
pendidik dalam hal ini guru perlu memperhatikan karakteristik siswa sebagai
peserta didiknya. Penguasaan guru terhadap karakteristik siswa dapat membantu
dalam membuat perencanaan pembelajaran, diantaranya dalam
menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Seorang
guru harus cerdas dalam pemilihan metode pembelajaran,agar
dalam keberagaman karakteristik,siswa mampu mencapai
kompetensi yang diharapkan. Oleh
karena itu pengenalan terhadap karakteristik siswa harus dilakukan.Upaya
guru dalam mengenal sekaligus menguasai karakteristik siswa membutuhkan
dukungan dari banyak pihak,diantaranya pengelola
sekolah, orang tua,dan siswa itu sendiri. Pihak
pengelola sekolah dapat membantu dengan pengadaan kegiatan yang dapat
mengidentifikasi karakteristik siswa.Kegiatan tersebut misalnya, tes
intelegensi,tes minat bakat, dan bimbingan
konseling.Selain pihak pengelola sekolah, diharapkan
orang tua juga dapat memberikan masukan dan saran kepada guru menyangkut
informasi tentang karakteristik anaknya.Guru juga
dapat melakukan pendekatan secara personal untuk lebih mengenal karaktersitik
siswanya. Seorang guru yang
telah mengetahui karakteristik masing-masing siswanya akan lebih mudah dalam
merencanakan pembelajaran. Penggunaan
metode pembelajaran yang tepat dapat membantu kefektifan proses belajar. Selain itu juga dapat membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep materi dan berinteraksi secara aktif terhadap lingkungannya. Dengan
demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan dapat tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar