Kamis, 08 Juli 2021

Laporan bacaan ke 4 Siti Nurmaulina 11901369

 Nama : Siti Nurmaulina 

NIM : 11901369

Kelas : PAI 4D 

Mata kuliah : Magang 1 


Judul buku : Evaluasi Pembelajaran 

Penulis : Drs. Asrul M.Si dkk

Penerbit : Citapustaka  Media 

Tahun terbit : 2015

Sumber : http://repository.uinsu.ac.id/928/1/Buku%20Evaluasi%20Pembelajaran.pdf


 Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah saya masih bisa diberi nikmat sehat untuk mengerjakan laporan bacaan ini. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tugas mingguan dari mata kuliah Magang 1. Membaca dan menulis dalam laporan merupakan bagian penting untuk mahasiswa sebagai latihan dalam menuis skripsi nantinya.


Buku yang dilaporkan adalah buku yang berjudul Evaluasi Pembelajaran yang di tulis oleh Drs. Asrul, M. Si dkk


Pengertian Evaluasi pembelajaran 

evaluasi pembelajaran pada dasarnya

bukan hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui

pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan proses pembelajaran.

Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan

evaluasi sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi.

Secara konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu

sama lain, meskipun mempunyai keterkaitan yang sangat erat.

Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam

bentuk soal atau perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh

peserta didik. Hasil pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk menarik

kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap peserta didik.

Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan

kuantitas daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi

pembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk melakukan

pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan,

psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran

biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur.

Sedangkan penilaian (assesment) adalah suatu proses atau kegiatan

yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi

tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat

keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu

(Arifin, 2013:4). Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan

tersebut dapat menyangkut keputusan tentang peserta didik (seperti

nilai yang akan diberikan), keputusan tentang kurikulum dan program

atau juga keputusan tentang kebijakan pendidikan.

Sejalan dengan pengertian evaluasi yang disebutkan di atas, Arifin

(2013:5) mengemukakan bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah

suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan

kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan

dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan.

Berdasarkan pengertian tersebut, Arifin selanjutnya menjelaskan

beberapa hal tentang evaluasi, bahwa:

1. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk).

Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah gambaran kualitas

daripada sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti.

Sedangkan kegiatan untuk sampai kepada pemberian nilai dan

arti itu adalah evaluasi. Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan

konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut

tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, dalam arti

terencana, sesuai dengan prosedur dan aturan, dan terus menerus.

2. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu,

terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti.

3. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement). Pemberian pertimbangan ini pada dasarnya merupakan konsep

dasar evaluasi. Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan

arti (worth and merit) dari sesuatu yang sedang dievaluasi. Tanpa

pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah termasuk kategori

kegiatan evaluasi.

4. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan

kriteria tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan

arti yang diberikan bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan

sebagai evaluasi. Kriteria ini penting dibuat oleh evaluator dengan

pertimbangan (a) hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah (b) evaluator lebih percaya diri (c) menghindari adanya

unsur subjektifitas (d) memungkinkan hasil evaluasi akan sama

sekalipun dilakukan pada waktu dan orang yang berbeda, dan

(e) memberikan kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran

hasil evaluasi.

Proses Evaluasi Dalam Pendidikan

Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat untuk proses produksi,

dan calon peserta didik diumpamakan sebagai bahan mentah, maka lulusan

dari sekolah itu hampir sama dengan pruduk hasil olahan yang sudah

siap digunakan disebut juga dengan ungkapan transformasi.

- Input : adalah bahan mentah yang dimasukkan kedalam transformasi.

Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah

adalah calon peserta didik yang baru akan memasuki sekolah.

Sebelum memasuki sesuatu tingkat sekolah (institusi) calon peserta

didik itu dinilai dahulu kemampuannya.

Dengan penelitian itu diketahui apakah kelak akan mampu mengikuti

pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya. 

- Ouput: Adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang

dimaksud dalam pembicaraan ini adalah peserta didik lulusan sekolah

yang bersangkutan untuk dapat menentukan apakah peserta didik

berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilian. 

- Transformasi: adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah

menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud

dengan transformasi. Sekolah itu sendiri terdiri dari beberapa mesin

yang menyebabkan berhasil atau gagalnya sebagai tranformasi.

Bahan jadi yang diharapkan dalam hal ini peserta didik lulusan

sekolah ditentukan oleh beberapa faktor sebagai akibat pekerjaannya

unsur-unsur yang ada.

Unsur-unsur transformasi sekolah tersebut antara lain:

a. Guru dan personal lainya.

b. Metode mengajar dan sistem evaluasi.

c. Sarana penunjang.

d. Sistem administrasi.

 - Umpan Balik (feed back): adalah segala informasi baik yang menyangkut

output maupun transformasi.

Umpan balik ini diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun

transformasi. Lulusan yang kurang bermutu atau yang tidak siap

pakai yang belum memenuhi harapan, akan menggugah semua

pihak untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan penyebab

kurang bermutunya lulusan.


Ciri-ciri Evaluasi dalam Pendidikan

Ada lima ciri evaluasi dalam pendidikan sebagaimana diungkapkan

Suharsimi (2002:11), yaitu:

Ciri pertama, penilaian dilakukan secara tidak langsung. Sebagai

contoh mengetahui tingkat inteligen seorang anak, akan mengukur

kepandaian melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal.

Ciri kedua dari penilaian pendidikan yaitu penggunaan ukuran

kuantitatif. 

Ciri ketiga dari penilaian pendidikan, yaitu bahwa penilaian pendidikan

menggunakan, unit-unit untuk satuan-satuan yang tetap karena IQ

105 termasuk anak normal.

Ciri kempat dari penilaian pendidikan adalah bersifat relatif artinya

tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain.

Ciri kelima dalam penilaian pendidikan adalah bahwa dalam penilaian

pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan. 

Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Chittenden (1994) secara simpel mengklasifikasikan tujuan penilaian

(assessment purpose) adalah untuk (1). keeping track, (2). checking-

up, (3). finding-out, and (4). summing-up. Keempat tujuan tersebut

oleh Arifin (2013:15) diuraikan sebagai bertikut:

1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar

peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data

dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis

dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian

kemajuan belajar peserta didik.

2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta

didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan

peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata

lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui bagian

mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan bagian

mana dari materi yang belum dikuasai.

3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi

kekurangan kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses

pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif

solusinya.

4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta

didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan

ini dapat digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan

belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.

Selain dari itu penilaian juga berguna bagi semua pihak pemangku

kepentingan, mulai dari peserta didik, tenaga pengajar, sekolah dan

juga masyarakat. Khusus bagi peserta didik, guru dan sekolah penilaian

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Peserta didik.

Dengan diadakannya penilaian, maka peserta didik dapat mengetahui

sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan

guru. Hasil yang diperoleh peserta didik dari pekerjaan menilai

ini ada 2 kemungkinan:

a. Memuaskan

Jika peserta didik memperoleh hasil yang memuaskan, dan hal

itu menye-nangkan, tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi

pada kesempatan lain waktu. Akibatnya peserta didik akan

mempunya motivasi yang cukup besar untuk belajar yang lebih

giat. Namun demikian, keadaan sebaliknya dapat terjadi, yakni

peserta didik merasa sudah puas dengan hasil yang diperoleh

dan usahanya kurang gigih lain kali.

b. Tidak memuaskan.

Jika peserta didik tidak puas dengan hasil yang diperoleh ia

akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi.

Maka ia lalu bekerja giat. Namun demikian, keadaan sebaliknya

dapat terjadi putus asa dengan hasil kurang memuaskan yang

telah diterimanya.

2. Guru.

a. Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui

peserta didik mana yang sudah berhak meneruskan pelajarannya

karena sudah berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui

peserta  didik yang belum berhasil. Apa lagi jika guru tahu akan

sebab-sebabnya ia akan memberikan perhatian yang lebih teliti

sehingga keberhasilan selanjutnya dapat diharapkan.

b. Guru akan mengetahui apakah ‘materi’ yang diajarkan sudah

tepat bagi peserta didik sehingga untuk memberikan pengajaran

diwaktu yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan.

c. Guru akan mengetahui apakan ‘metode’ yang digunakan sudah

tepat atau belum. Jika sebagian besar dari peserta didik memperoleh

angka jelek pada penilaian yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan

oleh pendekatan atau metode yang kurang tepat. Apabila demikian

halnya, maka guru harus mawas diri dan mencoba mencari

metode lain dalam belajar.

3. Sekolah

a. Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana

hasil belajar peserta didik-peserta didiknya, dapat pula diketahui

bahwa apakan kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah

sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan

cermin kualitas sesuatu sekolah.

b. Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk

sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan

sekolah untuk masa-masa yang akan datang.

c. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun,

dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan

oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan

standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh

peserta didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar