Nama : Siti Nurmaulina
NIM : 11901369
Kelas : PAI 4D
Mata kuliah : Magang 1
Judul buku : Evaluasi Pembelajaran-Rajawali pers
Penulis : Drs. Muhammad Ilyas Ismail
Penerbit : RajaGrafindo Persada
Tahun terbit : 2021
Sumber : Pinjam buku teman
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah saya masih bisa diberi nikmat sehat untuk mengerjakan laporan bacaan ini. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tugas mingguan dari mata kuliah Magang 1. Membaca dan menulis dalam laporan merupakan bagian penting untuk mahasiswa sebagai latihan dalam menuis skripsi nantinya.
Buku yang dilaporkan adalah buku yang berjudul Evaluasi Pembelajaran yang di tulis oleh Drs. Muhammad Ilyas Ismail
INSTRUMEN EVALUASI BENTUK TES
Instrumen Evaluasi pembelajaran jenis tes adalah teknik yang paling umum digunakan dalam kegiatan pengukuran. Meskipun teknik ini tidak selalu yang terbaik dan tepat untuk beberapa tujuan.
Jenisnya juga bermacam-macam. Misalnya tes prestasi belajar (achievement test), tes penguasaan (proficiency test), tes bakat (aptitude test), tes diagnostik (diagnostic test). dan tes penempatan (placement test). Jika dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.
Tes tertulis ada dua bentuk, yaitu bentuk uraian (essay) dan bentukobjektif (objective).
A. Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay)
Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban uraian, baik uraian secara bebas maupun uraian secara terbatas. Tes bentuk uraian ini, khususnya bentuk uraian bebas menuntut kemampuan murid untuk mengorganisasikan dan merumuskan jawaban dengan menggunakan kata-kata sendiri serta dapat mengukur kecakapan murid untuk berfikir tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut:
- Memecahkan masalah
-Menganalisa masalah
- Membandingkan
- Menyatakan hubungan
- Menarik kesimpulan dan sebagainya (Sutomo, 1995:80).
Dilihat dari keluasan materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas (restricted respons items) dan uraian bebas (extended respons items).
Tes uraian memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
a. Tes tersebut bentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang.
b. Bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntuk kepada tester untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membanding-kan, membedakan, dan sebagainya.
c. Jumlah soal butir uraiannya terbatas yaitu berkisar lima sampai dengan sepuluh butir.
d. Pada umumnya butir-butir soal uraian diawali dengan kata-kata, “uraikan”,…. “Mengapa”,….”Terangkan”,….”Jelaskan”,
Untuk penyusunan jenis tes bentuk uraian ada beberapa langkah yang dapat dipedomani sebagai berikut:
1. Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian diusahakan agar soal tersebut dapat mencakup ide-ide pokok dari materi pelajaran yang telah diajarkan.
2. Untuk menghindari tumbuhnya perbuatan curang oleh tester misalnya, menyontek dan bertanya kepada tester yang lainya hendaknya sesuatu kalimat pada soal berlawanan dengan buku pelajaran.
3. Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian hendaknya diusahakan agar pertanyaan-pertanyaan itu jangan dibuat seragam melainkan bervariasi.
Contohnya:
Jelaskan perbedaan antara …dengan .. dan kemukakan alasannya… mengapa..
4. Kalimat soal yang disusun hendaklah ringkas dan padat.
5. Sebelum tester mengerjakan soal hendaklah seorang tester mengemukakan cara mengerjakannya, contoh, “Jawaban soal harus ditulis di atas lembaran jawaban dan sesuai dengan urut nomor.
Sebagaimana jenis tes lainnya, tes uraian juga memiliki beberapa kebaikan dan kekurangan.
Kebaikan tes uraian diantaranya adalah:
- Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
- Si penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan isi hati dan buah pikirannya.
- Melatih mengeluarkan pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang teratur.
- Lebih ekonomis, hemat karena tidak memerlukan kertas terlalu banyakuntuk membuat soal tes, dapat didektekan atau ditulis dipapan tulis.
Sedangkan kelemahan tes uraian yakni:
- Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang luas atau banyak sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang sebenarnya.
- Kemungkinan jawaban dan keterangan sifatnya menyulitkan penjelasan pengetesan dalam mensekornya.
- Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban yang sama mudah menimbulkan evaluasi dan perskoran (scorting) yang kurangobjektif.
B. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif
Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam terhadap semua murid yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items atau dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan untuk masing-masing butir yang bersangkutan.
Terdapat beberapa jenis tes bentuk objektif, misalnya: bentuk melengkapi (completion test), pilihan ganda (multifle chois), menjodohkan (matching), bentuk pilihan benar-salah (true false). Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut.
1. Melengkapi (Completion test).
Completion test adalah dikenal dengan istilah melengkapi atau menyempurnakan. Salah satu jenis objektif yang hampir mirip sekali dengan tes objektif fill in. Letak perbedaannya ialah pada tes objektif bentuk fill in bahan yang dites itu merupakan satu kesatuan. Sedangkan pada tes objektif bentuk completion tidak harus demikian.
Contoh:
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar dan tepat.
Faktor prima dari bilangan 15 adalah ......…
Test completion memiliki kelebihan yakni :
a. Test ini amat mudah dalam penyusunannya.
b. Jika dibanding dengan tes objektif bentuk fill in, tes objektif ini lebih menghemat tempat (kertas).
c. Karena bahan yang disajikan dalam tes ini cukup banyak dan beragam.
d. Test ini juga dapat digunakan untuk mengukur berbagai taraf kom- petensi dan tidak sekedar mengungkapkan taraf pengenalan atau hapalan saja.
Kekurangan tes completion yakni :
a. Pada umumnya tester cenderung menggunakan tes model ini untuk mengungkapkan daya ingat atau aspek hapalan saja.
b. Dapat terjadi bahwa butir-butir item dari tes model ini kurang relevan untuk disajikan.
c. Karena pembuatannya mudah, maka tester sering kurang hati- hati dalam membuat soal-soal.
2. Test objektif bentuk multifle choice test (pilihan berganda)
Test multifle chois, tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana masing-masing tes disediakan lebih dari kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang paling benar.
Penyusunan tes dalam bentuk multifle chois
a. Hendaknya antara pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban terdapat kesesuaian.
b. Kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya dapat disusun dengan jelas.
c. Sebaiknya soal hendaknya disusun menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
d. Setiap butir pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah, meskipun masalah itu agak kompleks.
3. Test objektif bentuk matching (menjodohkan)
Test bentuk ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari pandangan, tes menyesuaikan, tes mencocokkan. Ciri-ciri tes ini adalah :
a. Test terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.
b. Tugas tes adalah mencari dan menetapkan jawaban-jawaban yang telah bersedia sehingga sesuai dengan atau cocok atau merupakan pasangan, atau merupakan “jodoh” dari pertanyaan.
Test bentuk matching memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari tes ini adalah .
1. Pembuatan mudah.
2. Dapat dinilai dengan mudah dan cepat dan objektif.
3. Apabilas tes jenis ini dibuat dengan baik, maka faktor merubah praktis dapat dihilangkan
4. Test ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal.
Kelemahan dari test matching yakni :
1. Matching test cenderung lebih banyak mengungkap aspek hapalan atau daya ingat.
2. Karena mudah disusun, maka tes jenis ini kurang baik acap kali dijadikan “pelarian” bagi pengajaran, yaitu kalau pengajar tidak sempat lagi untuk membuat tes bentuk lain.
3. Karena jawaban yang pendek, maka tes ini kurang baik untuk mengevaluasi pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.
4. Test objektif bentuk fill in (isian)
Test objektif bentuk fill in ini biasanya berbentuk cerita atau karangan.
Test objektif fill ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya ialah :
a. Dengan menggunakan tes objektif bentuk fill in maka masalah yang diwujudkan tertuang secara keseluruhan dalam konteksnya.
b. Cara penyusunannya mudah.
Adapun kekurangannya adalah:
1. Test objektif fill ini cenderung lebih banyak mengungkapkan aspek pengetahuan atau pengenalan saja.
2. Test ini juga sifatnya konfrensif, sebab hanya dapat mengungkapkan sebahagian saja dari bahan yang seharusnya diteskan.
Cara penyusunan tes objektif bentuk fill in:
1. Agar tes ini dapat digunakan secara efisien sebaiknya jawaban yang harus diisikan ditulis pada lembar jawaban atau pada tempat yang terpisah.
2. Ungkapan cerita yang dijadikan bahan tes hendaknya disusun seringkas mungkin demi menghemat tempat atau kertas serta waktu penyesuaiannya.
3. Apabila jenis mata pelajaran yang akan disajikan itu memungkinkan pengajaran atau pengujian soal juga dapat dituangkan dalam bentuk gambar.
5. Test objektif bentuk True False (benar salah)
Test ini juga sering dikenal dengan tes objektif bentuk “Ya-Tidak” tes objektif bentuk true false adalah salah satu bentuk tes, dimana ada yang benar dan ada yang salah.
Contohnya adalah :
1. (B)-(S). Rasulullah dilahirkan pada tahun 571 H bertepatan dengan tahun Gajah.
2. (B)-(S). Rasulullah dijuluki dengan “Al-Amin” karena beliau tidak pernah bohong.
Kelebihan dan kekurangan test true-false, kelebihannya ialah :
1. Pembuatan mudah dapat dipergunakan berulang kali.
2. Dapat mencakup bahan pelajaran yang luas.
3. Tidak terlalu banyak memakan kertas.
4. Bagi tester cara mengerjakannya mudah.
Adapun kekurangannya adalah :
1. Test objektif bentuk true false membuka peluang bagi tester untukberspekulasi dalam memberikan jawaban.
2. Sifatnya awal terbatas dalam arti bahwa tes tersebut hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pergerakan kembali saja.
3. Dapat terjadi bahwa butir-butir soal tes objektif, jenis ini tidak dapat dijawab dengan dua kemungkinan saja yakni benar atau salah.
C. Tes Tindakan (Performance Test)
Tes tindakan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah pengawasan/penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang dihasilkannya atau ditampikannya. Peserta didik bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan.
Tes tindakan dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu perkerjaan yang telah selesai dikerjakan oleh peserta didik, termasuk juga keterampilan dan ketepatan menyelesaikan suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan suatu pekerjaan.
Tes jenis ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan/ perilaku peserta didik, karena secara objektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati dan diukur, sehingga menjadi dasar pertimbangan untuk praktik selanjutnya.
Sebagaimana jenis tes yang lain, tes tindakan pun mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes tindakan adalah:
(1) satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahuihasil belajar dalam bidang keterampilan, seperti keterampilanmembaca al-Qur’an berdasarkan ilmu tajwid.
(2) sangat baik digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara pengetahuan teori dengan keterampilan praktik, sehingga hasil penilaian menjadi lengkap.
(3) dalam pelaksanaannya tidak memungkinkan peserta didik untuk saling menyontek.
(4) guru dapat lebih mengenal karakteristik masing-masing peserta didik sebagai dasar tindak lanjut hasil penilaian, seperti penbelajaran remedial.
Adapun kelemahan/kekurangan tes tindakan adalah:
(1) memakan waktu yang lama
(2) dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar
(3) cepat membosankan
(4) jika tes tindakan sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidakmempunyai arti apa-apa lagi
(5) memerlukan syarat-syarat pendukung yang lengkap, baik waktu, tenaga maupun biaya. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi,maka hasil penilaian tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar